Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaratuh Selamat bertemu lagi dengan saya Sriani Wijaya, S.Pd,  Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari TK Dharma Wanita Persatuan 3 kec Rembang Kab Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Pada kesempatan ini saya akan menulis tentang apa yang sudah saya lakukan pada pendidikan Guru penggerak di materi Modul 1.3 yaitu tentang Visi Guru Penggerak. Jurnal Dwi mingguan ini harus saya tulis untuk menggambarkan refleksi saya setelah mempelajari Modul 1.3 dan ini merupakan tugas setelah berakhirnya modul yang dipelajari sebagai seorang Calon Guru Penggerak. Saya akan menuliskan semua pengalaman saya dan semua yang saya rasakan selama mempelajari modul 1. 3 ini dalam artikel ini. Kegiatan dan pelajaran dalam modul 1.3 ini telah selesai saya ikuti maka saya akan menuliskan refleksi saya seperti biasanya dengan model 4F yang dapat diterjemahkan model 4P yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu:    1. Facts( Peristiwa) 2. Feelings ( Perasaan) 3. Findings ( Pembelajaran)

jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.2

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai Dan Peran Guru Penggerak 1.PERISTIWA ( FACT ) Beberapa hal yang saya pahami setelah mempelajari modul 1.2 ini diantaranya otak manusia memiliki kemampuan berpikir cepat dan berpikir lambat. Batang otak dan sistem limbik merupakan bagian otak yang bekerja untuk sistem otomasisasi yang tidak memerlukan banyak energi bahkan dapat mengkonversi energi sehingga dapat bekerja dengan cepat. Cara berpikir cepat berkaitan dengan refleks manusia untuk menghindar jika terjadi ancaman atau jalur aksi dan reaksi. Sedangkan berpikir lambat dikendalikan oleh otak luhur manusia dan otak mamalia yang digunakan untuk berpikir, kreatif, strategi yang merupakan kekuatan akan tetapi mengeluarkan banyak energi. Selama ini saya berpikir bahwa cara berpikir lambat itu lebih buruk daripada cara berpikir cepat, namun kenyataannya setelah mempelajari modul ini berpikir lambat bukan berarti buruk akan tetapi butuh pertimbangan untuk menganalisis kebenaran sesuatu. Berpi

Koneksi antar materi modul 1.2.a.8

       Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya : Pada modul 1.1 pembahasan di fokuskan pada pembelajaran peseta didik yaitu tentang cara menuntun murid seperi petani yang menanam padi, sedang di modul 1.2 pembahasan modul berfokus pada nilai-nilai seorang guru penggerak yaitu tentang pribadi yang harus dimiliki seorang guru penggerak serta peran guru penggerak dalam profesinya, bagaimana ia tergerak, bergerak, serta menemukan cara untuk menggerakkan komunitas pendidikan. Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah pendidikan dalam menuntun murid perlu sesosok guru penuntun siswanya yang berpihak pada siswa dan menebali garis yang samar-samar. Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani sebagai nilai-nilai dan peran guru penggerak yang harus dimiliki.   Saat itu terjadi, saya merasa seperti menemukan sebuah jalan baru yang bisa saya gunakan untuk mencari ilmu selua

Jurnal Refleksi modul 1.1

          Jurnal refleksi modul 1.1         Dalam kesempatan ini, saya ingin menuliskan jurnal refleksi saya mengenai rangkaian kegiatan pelatihan yang telah saya ikuti selama beberapa minggu terakhir, terutama pada modul 1.1 tentang Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara.  1. Facts (Peristiwa)                Kegiatan CGP Angkatan 9 dimulai resmi pada tanggal 16 Agustus 2023 dengan pembukaan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, Bapak Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., dan Dirjen GTK melalui platform zoom. Kegiatan ini diikuti oleh CGP Angkatan 9 dari seluruh Indonesia. Setelah pembukaan tersebut, kami mendapatkan penjelasan dari pelaksana kegiatan CGP yang berasal dari Balai Guru Penggerak tentang rangkaian kegiatan yang akan kami jalani serta materi yang akan dimuat dalam LMS. Kami memulai perjalanan kami dengan modul 1.1 yang akan diikuti dengan forum diskusi bersama fasilitator di ruang kolaborasi dengan teman-teman CGP dalam kelompok yang telah terbentuk. Selanjutnya, kami d

Mulai dari diri "Refleksi, Nilai dan Peran Guru Penggerak"

REFLEKSI 1 1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan disana ? - peristiwa positif : saat kelas 6 SD, saya pertama kali memenangkan lomba renang tingkat kabupaten Probolinggo -peristiwa negatif: saat SMP kls 1, saya dihukum guru saya karena bermain lempar lemparan kertas di kelas. 2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing masing peristiwa tersebut. - peristiwa positif : teman satu tim renang di sekolah, pelatih renang. -peristiwa negatif: teman sekelas saya, dan guru saya. 3. Dampak emosi appa saja yg saya rasakan hingga sekarang ( silahkan gunakan roda emosi pluthcik di gambbar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan bapak / ibu di masa itu) - pada peristiwa positif : saya merasakan kegembiraan yang luar biasa karena memenangkan perlombaan tersebut untuk pertama kalinya, dan membawa nama baik sekolah, dan itu berdampak sampai event event atau perlombaan yang saya ikuti, atau yang saya bina sampai sekarang. -pada peristiwa negatif : saya sangat sedih sek

Sebuah refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan

Gambar
SEBUAH REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN                                   Oleh : Sriani Wijaya, S.Pd   Ki Hajar Dewantara (KHD) menggambarkan secara detail dan utuh pemikiran KHD tentang pendidikan. Filosofi KHD yang pertama mengartikan pendidikan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat, menyadarkan kami para pendidik bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka salah satu kunci untuk mewujudkannya yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih, wadah bertumbuh kembangnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Hal ini mengumpamakan pendidikan seperti energi, dimana hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan melainkan energi hanya dapat diubah bentuk ke bentuk energi lainnya. Untuk itulah, pendidik harus menjadi sumber energi positif bagi anak didiknya agar dapat menyalurkan energi tersebut hingga akhirnya mereka mampu mentra