jurnal refleksi modul 3.2

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam dan bahagia bapak ibu guru hebat, perkenalkan saya Sriani Wijaya, TK Dharma Wanit Persatuan 3 Kec Rembang kab Pasuruan . Setelah mengikuti pembelajaran pada modul 3.2 tentang Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya sebagai peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Pasuruan ingin membagikan pengalaman saya selama 2 minggu ini.

Disini saya akan menyampaikan refleksi dengan menggunakan model 4F atau 4P yaitu Facs (Peristiwa), Filing (Perasaan), Findings (Pembeajaran)  dan Future (Penerapan)    
 

1.    Facts (Peristiwa)

Modul 3.2 dengan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Perjalanan mempelajari modul 3.2 merupakan kelanjutan dari modul sebelumnya yaitu modul 3.1. Pada modul sebelumnya Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).

Dimulai pada  kegiatan pertama adalah "mulai dari diri". Pada kegiatan ini, CGP diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengaktifkan ulang pengetahuan awal Anda tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah. 

Kemudian memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep , pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk mendalami materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Disini kami mempelajari sekolah sebagai ekosistem, Pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis kekuatan/aset, pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), karakteristik komunitas yang sehat dan komunitas, pengalaman rapat dan mendiskusikan murid. Disini juga kami mempelajari kasus 1 dan kasus 2 tentang kegiatan rapat guru membahas perpisahan siswa yang lulus sekolah di sebuah sekolah dasar. Kami diajak untuk melakukan analisa mengenai suasana rapat tersebut.

Kemudian kami Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi. Fasilitator kami yaitu ibu Yhanik Prihatini membagi beberapa kelompok dan saya bersama 3 rekan saya yang lain. 

Selanjutnya kami melakukan kegiatan Vicon di aplikasi Gmeet dengan melakukan diskusi kelompok. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Ruang Kolaborasi pertama kami melakukan diskusi untuk membahas kekuatan/aset sumber daya yang dimiliki di sekolah daerah kami. Pada Ruang kolaborasi kedua kami melakukan diskusi kelompok dengan mempresentasikan hasil tugas kelompok kami. Selanjutnya hasil tugas kelompok kami unggah di LMS sebagai tugas Ruang Kolaborasi.

Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual kami ditugaskan untuk menganalisis video di LMS tentang visi dan prakarsa perubahan, mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan BAGJA, mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran, dan menganalisis modal utama yang dapat dimanfaatkan. 

Alur yang kelima adalah Eloborasi pemahaman yang diawali dengan membuat pertanyaan. Elaborasi  yang memberikan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan ice breaking, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

Dan yang terakhir yaitu alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dengan materi yang telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. 


Pada aksi nyata ini calon guru penggerak diminta untuk melakukan aksi nyata dengan mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif agar semua warga sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan lainnya. 


2.   Feelings (Perasaan)


Perasaan sebelum mempelajari modul 3.1 ini saya berpikir kekurangan dan masalah yang ada di kelas dan di sekolah dan saya berpikir bahwa aset yang ada di sekolah hanya berupa sarana dan prasana  terutama potensi murid yang kurang pengelolaan sebagai sumber daya sekolah.

Setelah mempelajari Modul 3.2 ini ternyata terdapat 7 aset sebagai kekuatan utama dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dan pembelajaran di kelas dengan melakukan pendekatan berbasis aset sebagai sumber daya untuk mencapai visi dan misi sekolah dan nasional. Saya sangat senang dan bersyukur dapat mempelajari sumber daya di sekolah sebagai aset/kekuatan sehingga menambah pemahaman saya dalam mengelolanya sehingga bermanfaat dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah.


3.   Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh dalam modul ini yaitu kami diajak untuk mengingat dan menulis tentang ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Sekolah sebagai sebuah ekosistem terdiri dari faktor biotik yaitu kepala sekolah, pengawas, guru, tenaga kependidikan, murid, orang tua, komite, masyarakat, dan dinas terkait. Sedangkan faktor abioti terdiri atas keuangan, gedung/sarana dan lingkungan alam. Dalam pengelolaan sumber daya dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan berbasis kekurangan (Defisit Based Approach) dan pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset Based Approach).

Selain itu pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya juga dapat menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD). Karakter komunitas yang sehat yaitu: memperaktikkan dialog, menumbuhkan komitmen, membangun koneksi, mengenal dirinya sendiri, membentuk masa depan, bertindak dengan obsesi ide dan peluang, merangkul perubahan dan bertanggung jawab, dan menghasilkan kepemimpinan. Aset aset dalam sekolah/komunitas, terdiri dari 7 macam, yaitu : modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/alam, dan modal finansial.

4.   Future (Penerapan)

Rencana kedepannya dalam penerapan di kelas dan di sekolah bahwa sebagai pemimpin saya harus mengelola 7 aset utama sebagai kekuatan dalam meningkatan mutu pendidikan sekolah dengan menggunakan pendekatan berbasis kekuatan/aset dan pendekatan berbasis kekurangan. Saya memandang guru sebagai aset manusia yang utama dalam melaksanakan pembelajaran harus berinovasi dan memperkaya diri dalam mengelola sumber daya di kelas dan di sekolah agar tercipta pendidikan yang berpihak pada murid. 

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak, memberdayakan nilai dan peran guru, membuat visi perubahan, menciptakan budaya positif, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional agar pengambilan keputusan tepat, melakukan coach dan supervise akademik, pengambilan keputusan yang berbasis nilai kebajikan dapat dilakukan jika pengelolaan sumber daya dapat dijalankan dengan sungguh-sungguh.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan

TUGAS 3.1.a.6. DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Eksplorasi Konsep modul 3.1